Saat pertama air mata menodai garis-garis tinta di atas kertas, menyatukan kata-kata dan rahsia jiwa, inilah yang aku tulis.
Sebenarnya aku tidak tahu apa yang aku tulis ini, aku hanya mencuba berikan jiwaku untuk terbang di atas kata-kata. Jiwaku yang di siksa oleh kesengsaraan dan disenangkan cinta yang memindahkan kesedihan dalam kebahagiaan dan kehampaan dalam kesenangan.
Terkadang aku melihat diriku terbangun dalam ketaksadaran, mendengar apa yang tak aku dengar, melihat apa yang tak aku lihat, merenungi apa yang tak aku pahami, tersadar untuk apa yang tak aku ketahui dan kudapati mimpi-mimpi telah membohongiku tetang hadirmu.
Dimanakah engkau kekasihku, jiwaku memanggilmu dari balik lautan ketakutan. Apakah engkau mendengar panggilanku dan kesedihanku dari seberang lautan. Apakah engkau melihat kelemahan dan kesengsaraanku, apakah engkau tahu kesabaran dan ketahananku, apakah tak ada jiwa di udara yang mampu mengantarkan nafas penderitaan seorang manusia yang sekarat dan membawa ratapan kekasih yang merindu.
Dimanakah engkau hidupku, kegelapan telah memelukku dan kesedihan membanjiriku. Engkau memberiku batas ujian yang begitu berat namun satu hal yang perlu engkau ketahui, cintaku untukmu tak sebatas kata yang terucap dari lidahku, cintaku padamu tak sebatas rasa dari dalam hatiku. Maukah engkau satu cabang denganku dalam tubuh kehidupan, Maukah engkau satu kata denganku dalam bibir Tuhan.
Ketika rahsia-rahsia menyusahkan hati, ketika mata-mata merah kerana air mata yang panas dan aku dibutakan cinta yang pandangannya diselubungi oleh kerinduan.
Cinta yang telah membuat jalan keras menjadi lunak dan membalikkan kegelapan menjadi cahaya. Apakah engkau tahu penyakit ini telah membuatku lemah, apakah engkau tak mendengar tangisan hatiku dan jeritan kalbuku, akankah aku temukan damai dengan perasaan jiwa yang remuk dalam badai namun tak membuatku patah, yang terguncang dalam prahara namun tak membuatku tumbang.Aku terlalu merinduimu kekasihku.
Aku mencintaimu melebihi dari diriku sendiri dan ku inginkan dirimu turut merasai bahwa setiap detik,hatiku terlalu merinduimu duhai kekasihku...
Dalam jiwa gelapku engkau adalah bintang yang bersinar, engkau berada dimana-mana kerana engkau berasal dari jiwa Tuhan. Engkau ada di setiap waktu kerana engkau lebih kuat dari takdir.
Namun seperti juga takdir yang memenjarakan jiwa dalam tubuh, ini adalah takdir cinta yang membuatku bertahan dalam penantian dan karena manisnya cinta pulalah aku dapat menahan derita pahitnya kesengsaraan dan tersiksanya sebuah kerinduan.
Ini adalah jalan sulit yang aku lalui untuk mencapai puncak kebahagianku, ini adalah nasibku dalam kehidupan dimana hari-hari menguji kesetiaanku, ini adalah hidupku, hidupku yang harus kujalani. Ini adalah semua yang mampu aku ungkapkan dan aku katakan, sebab hatiku yakin untuk mencurahkan rahsia-rahsianya padamu. Jika aku kehilangan dirimu, aku mungkin tak akan bernafas lagi karena desah nafasku adalah dirimu. Aku akan bertekuk lutut dan bersujud dihadapan Tuhan, agar ia menakdirkan dirimu untuk menjadi milikku abadi.
oh Tuhan,betapa Kau Maha Mengetahui,diriku terlalu merindui dirinya...diriku terlalu mencintainya....satukanlah hatiku dan hatinya,takdirkan diriku dengan dirinya....temukan aku dan dia di jalan yang Kau Redhoi....harapanku,setiap saat yang ku lalui ini,tetapkanla hatiku tuk setia menunggu kepulangannya,tetapkanlah kesetiaaan dalam memelihara rasa hati ini,dan tetap setia tuk bersamanya,dan kekalkanlah kami di jannahMu...